Baiti jannati... :)

sore ini, hujan membasahi kota palembang, deras, tapi terasa menyejukkan. timbul rasa syukur karena saya masih bisa berteduh dari derasnya hujan yang mengguyur kota palembang di sore ini. 
kuliah sudah agak longgar sekarang. skripsi memang masih harus revisi, tapi revisinya tidak seberapa. masih tersisa satu bulan lebih sebelum kami memasuki masa koas di rumah sakit. beberapa teman kampus sudah ada yang liburan dan pulang ke kampung masing-masing. bila ditanya kemana saya akan menghabiskan liburan ini? sure my answer is HOME.

selama kurang lebih dua tahun bergelut dengan dunia aktivis, saya merasa sangat jarang menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga. biasanya pulang kuliah sudah sore, lalu dilanjutkan dengan rapat kecil organisasi. pulang ke rumah sudah hampir maghrib, ngerjain tugas tutorial di kamar, atau belajar untuk ujian, terus tidur. hari sabtu dan minggu biasanya ada kegiatan organisasi dan pengajian, pulang ke rumah sore lagi. kalau lolos menjadi finalis lomba, saya harus berangkat ke luar kota selama beberapa hari. terkadang, saya juga menjadi delegasi dari organisasi untuk menghadiri kegiatan nasional di luar kota. belum lagi saya juga lulus seleksi young leaders for Indonesia yang mengharuskan saya untuk mengikuti forum rutin di Jakarta selama beberapa bulan. bisa saya bilang, frekuensi saya ke luar kota selama dua tahun belakangan ini cukup sering. terkadang cuma selang seminggu, saya harus keluar kota lagi. di tahun 2011 yang lalu, disaat libur kuliah, saya malah full menghabiskan waktu satu bulan lebih untuk kegiatan lomba, forum, dan organisasi di beberapa kota dan bahkan di negara lain, tanpa diselingi pulang ke rumah. koper bawaan saya pun ruaaarrr biasa beratnya. tentu hal ini menimbulkan protes dari keluarga saya, apalagi saya adalah seorang wanita.

beberapa keluarga yang ada di luar sana mungkin berpikiran sangat terbuka untuk menerima keadaan seorang "career woman" yang mengharuskan wanita tersebut menghabiskan sebagian waktunya di luar rumah. tapi tidak dengan keluarga saya, yang mungkin masih terbilang sebagai keluarga yang "konvensional". sebenarnya, saya ini belum seberapa bila dibandingkan teman-teman saya yang lain, seperti teman-teman di young leaders for Indonesia dan teman-teman finalis mawapres nasional. bisa saya bilang, waktu mereka sangat produktif, jam terbang mereka sangat banyak, dan pengalaman yang mereka dapat sangat luar biasa.

saya sempat sedih dengan respon keluarga saya yang seolah tidak mendukung apa yang saya kerjakan selama ini. saya kesal dengan kedua orang tua saya menghendaki seorang anak yang "biasa-biasa" saja, kuliah-pulang kuliah-pulang, sangat berbeda dengan perspektif dan mimpi saya. bila saya bisa mengerjakan suatu yang besar sekarang, mengapa tidak saya kerjakan? mengapa harus menunggu nanti setelah jadi dokter? hal ini saya rasakan terus menerus hingga akhirnya Tuhan memberi saya sebuah pencerahan melalui beberapa peristiwa yang saya alami.

memasuki tengah agak ke akhir tahun 2011 kemarin, saya tersadar bahwa sejatinya rasa yang kita cari dalam kehidupan ini adalah ketenangan, cinta, kasih sayang, rahmah, serta barokah dari Allah. dua tahun belakangan ini saya merasa bahwa hidup saya ini sangat "in rush and busy", tidak ada space untuk bernapas, seolah-olah saya hanya berkutat dengan dunia saya sendiri dan segala kesibukannya.

sedikit bercerita tentang pengalaman saya sewaktu ke negara lain. saat itu, saya mewakili FK Unsri untuk mengikuti lomba cepat tepat fisiologi di Kuala Lumpur. tiga orang teman saya sudah pergi duluan. saya pergi belakangan karena saya masih ada kegiatan di Makassar. karena saya perginya belakangan, maka saya harus mengambil resiko untuk pergi sendirian ke sana. waktu itu pesawat ke malaysia delay hingga larut malam sehingga saya sampai di kuala lumpur pun sudah sangat larut. di airport, suasana sudah mulai sepi, kecuali beberapa orang yang baru turun dari pesawat. saya sempat terpikir bahwa bus ke KL central sudah habis, saya tidak tahu  lagi harus bagaimana bila bus itu habis, saya tidak punya siapa-siapa di negara itu, benar-benar sebatang kara. tapi untungnya, masih ada bus yang menuju ke KL central, segera saya naiki bus itu. setelah sampai di KL central, saya masih harus berjuang untuk ke lokasi penginapan. orang-orang yang satu bus dengan saya pergi ke tempatnya masing-masing, beberapa mereka adalah rombongan, dan rata-rata melanjutkan dengan kereta. KL central sudah sangat sepi, sekali lagi, sangat sepi. hanya ada beberapa orang yang keliatannya seperti supir taksi, tapi saya tidak melihat taksi yang parkir di sana. saya sempat takut, keadaan sunyi mencekam, untungnya saya sempat browsing di internet sebelum saya ke sana bahwa ada coupon taxi di KL central, dan insyaAllah lebih terpercaya. nah, masalahnya sekarang, counter coupon taxi di KL central ini dimananya? saya sempat keliling-keliling bawa koper yang buesssar banget, tapi ga ketemu, mau nanya, tapi takut diapa-apain, maklum sudah tengah malam. akhirnya saya bertemu seorang penjaga KL central dan saya ditunjukkan tempat coupon taxi dan selamatlah saya sampai ke tujuan.

setelah saya pulang dari kuala lumpur, saya masih harus mengikuti forum di Jakarta. karena waktunya mepet, saya tidak sempat pulang ke rumah. saya sampai di bandara soetta sudah malam, untungnya masih ada damri yang menuju ke gambir. di gambir, saya lanjut naik taksi ke hotel four season, lokasi penginapan bagi para peserta forum. meskipun menginap di hotel bintang lima, entah mengapa, rasanya tidak senyaman di rumah, di kamar saya yang cuma berukuran 3x4 meter. meskipun hotelnya mewah, saya merasa sendiri, merasa ada yang kurang, saya rindu keluarga saya, saya rindu kehangatan di rumah saya, saya rindu kedua orang tua saya dan adik-adik saya yang ricuh dan suka ribut.

ketika saya berada dalam "kesendirian" tersebut, banyak hal yang saya renungkan. memang sih pergi kemana-mana itu mengasyikkan, dapat bertemu dengan banyak orang dan hal-hal baru yang belum pernah kita lihat. tapi rumah adalah satu-satunya tempat ternyaman yang Tuhan berikan bagi kita di dunia ini. rumah adalah surganya dunia. persepktif saya mengenai seorang "career woman" perlahan-lahan mulai berubah. entahlah, sekarang saya lebih nyaman dengan kondisi saya sebagai "wanita rumahan". tinggal di rumah, bantu ibu, main dengan adik-adik, ada teman ribut, santai, hmmm pokoknya menyenangkan dan menenangkan. seperti yang saya sebutkan di atas, sejatinya rasa yang kita cari di dunia ini adalah ketenangan, cinta, kasih sayang, rahmah, serta barokah dari Allah, atau dengan kata lain sakinah, mawaddah, warrohmah, dan barokah. insyaAllah hal itu dapat kita rasakan di rumah, rumah yang bagaikan surga di dunia, baiti jannati... :)

1 comments:



Anonymous said...

Wew... keren pengalamannya, tapi memang tak ada tempat sehangat rumah dan keluarga #jadi kangen mudik

Post a Comment