pengalaman koas pertama

and the new world begun. begitulah kata hati saya sewaktu menginjakkan kaki untuk kali pertama di dunia per-koas-an alias clerkship alias dokter muda di rumah sakit. setiap mahasiswa kedokteran mungkin merasakan perasaan yang sama seperti saya, excited, nervous, atau mungkin anxiety karena masih minimnya ilmu ketika memasuki dunia rumah sakit. stase pertama yang saya dapat adalah rehabilitasi medik. overall, stase ini mungkin tidak sesibuk stase-stase lainnya, yang kami lakukan hanyalah ikut konsul bersama dengan dokter senior, jaga di poli dan di ruangan-ruangan rehab medik, seperti ruang tumbuh kembang anak, parafin, terapi bicara, elektro/gym, terapi okupasi, dan prostetik. sedangkan tugas yang harus kami kerjakan adalah book reading, journal reading, dan case presentation.

beberapa orang atau mungkin koas secara umum, menganggap stase ini adalah stase yang santai, beberapa mungkin tidak terlalu ambil pusing belajar untuk ujian. saya termasuk salah satu orang yang menjalani stase ini dengan "santai" hingga akhir stase sehingga saya merasa baru sedikit sekali ilmu yang saya dapat disini. perasaan ini mungkin juga dipicu karena saya izin dalam waktu yang cukup lama di stase ini dalam rangka mengikuti perlombaan tingkat provinsi di luar sumsel. ketika teman-teman yang lain menjalani stase ini selama 2,5 minggu, saya hanya menjalani stase ini 1,5 minggu. ketika teman-teman dapat jatah jaga di poli dan ikut konsul sebanyak 3 kali, saya hanya dapat jatah 1 kali karena mengejar waktu agar bisa dapat di semua ruangan. bukan "tidak masuk" nya saya yang saya sayangkan, tapi karena saya kurang "rajin" dalam mengejar ilmu, itu yang saya sayangkan. hari ini adalah hari terakhir di departemen rehabilitasi medik RSMH, yang juga hari ujian bagi saya. saya dapat pasien "low back pain" et causa spondilosis lumbal dengan skoliosis. sebenarnya, saya sudah dapat pasien ini dari 6 hari yang lalu, tapi entah mengapa saya merasa ogah-ogahan untuk belajar, mungkin saya terpengaruh perkataan teman-teman dan kakak-kakak senior bahwa stase ini adalah stase yang santai. saya hanya belajar seadanya saja, yang sekiranya ditanya sewaktu ujian, patogenesis, etiologi, penegakkan diagnosis, pemeriksaan-pemeriksaan, terapi medikamentosa, terapi rehabilitasi, manifestasi klinis beserta diagnosis banding. tapi ternyata, pertanyaan yang diujikan jauuuh sekali dari bayangan saya (sampe disuruh gambar anatomi L2-L3 beserta persarafannya) sehingga pada akhirnya saya mengeluarkan syndroma mahasiswa saat ditanya oleh dosen --> senyum manis dengan kepala tertunduk. senyum bukan karena tahu, tapi karena tidak menguasai materi. how poor! :'(
pertanyaan-pertanyaan yang supeerrr ini juga mungkin dipicu karena saya rada "invisible" di mata dosen pengujinya (efek ga masuk seminggu). mengapa saya berasumsi demikian? karena teman-teman saya yang dapet dosen penguji yang sama tidak ditanya sampai se-supeerrrr dan sebanyak itu. :____:

setelah selesai ujian, temen-temen pada sibuk minta tanda tangan untuk log book. saya juga minta tanda tangan, tapi yang membuat saya rada gimana gitu, beberapa penjaga ruangan dan dokter poli melihat saya dengan gimana gitu, seolah-olah "mahasiswa ini ada ya? kok baru liat?", mungkin karena saya cuma dapet jatah 1 hari untuk dua ruangan, sehingga saya agak susah dikenali oleh penjaga ruangannya karena waktu jaga yang singkat di masing-masing ruangan.

well, resume saya, saya menjalani stase pertama saya dengan agak kurang lancar dan keteteran disana sini. mungkin saya agak kapok untuk "cuti" koas lagi. banyak yang dipertaruhkan. bagaimanapun juga, saya harus lebih rajin dari sekarang. saya harus bisa mempertanggungjawabkan amanah yang akan saya emban kelak sebagai seorang dokter. seseorang tidak dapat menjadi dokter hanya dengan mengandalkan ilmu saja, tapi juga dengan ATTITUDE. so, rajinlah! :)



0 comments:



Post a Comment