Untitled

Aku baca tulisan-tulisanmu
Aku perhatikan langkah dan aksimu
Aku tersenyum saat kamu tersenyum
Aku ingin ada di sisimu hari ini juga
Tapi Tuhan menebar kita di Bumi-Nya
 Biarlah rindu memeluk rindu
Aku doakan kamu tak berjeda
Meski jasad memunggungi jarak

Rindu mendekap rapat
Doa dan ukhuwah mengelindan mesra

Aku di sini dengan Tuhanku
tak pernah pergi dari hatimu...


-Radietya Alfarabi-
*dengan sedikit perubahan

Inspirasi tanpa kata-kata

inspirasi dapat datang darimana saja, dari siapa saja. beberapa mencoba menginspirasi dengan kata-kata. namun, ada yang unik disini, kata-kata terkadang terlalu superfisial, hanya dapat menginspirasi saat kata-kata tersebut sedang dilontarkan saja. sedangkan sebuah aksi, sebuah teladan, sebuah ketulusan, terkadang dapat menginspirasi ribuan kali lipat lebih hebat dari kata-kata, dan dampaknya ribuan kali lipat lebih bertahan lama dibanding kata-kata. dan dengan cara itulah, kamu menginspirasiku... :)

the forth 4th March

it's been a long time. never thought as long as this...

belajar ikhlas menerima kenyataan. belajar ikhlas untuk menerima segala ketetapan yang telah Allah tuliskan di lauhul mahfuz, termasuk penggalan kisah hidup 4 maret 4 tahun silam, yang masih menyisakan harapan dan jejak yang tak kunjung berakhir hingga saat ini. meski dilihat dari berbagai dimensi, rasanya terlalu tinggi harapan itu. namun, biarlah Allah menjawabnya. yang perlu disiapkan hanya satu kata.. "ikhlas"


“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)

sang peri kecil dan dunianya

hai, apa kabar dunia?
mungkin peri kecil terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sehingga melupakan dunia nyata yang ada di sekelilingnya. dunia yang dulu pernah digelutinya, sekonyong-konyong terkubur bersama semua mimpi-mimpi besarnya. bukankah tragis, jika itu hanya berakhir sebagai mimpi? bukankah tragis, jika idelisme hanya sekedar pemikiran, tanpa disertai suatu aksi?

dulu, ya dulu sekali, mimpi-mimpi itu, ide-ide itu, harapan-harapan itu, rasanya tinggal sejengkal lagi untuk mewujudkan tanah impian. bukan suatu tanah yang baru, tapi tanah disekelilingnya, yang ingin diubahnya menjadi hutan rimbun nan elok lagi memberi napas bagi kehidupan. tapi sekali lagi, bukankah tragis, jika itu hanya berakhir menjadi sebuah keinginan?

sang peri kecil terlihat begitu antusias dengan visi untuk mengubah dunia "versinya", tapi ketika dia diharuskan memasuki dunia barunya sebagai syarat untuk bermetamorfosis menjadi peri besar, dia seakan tenggelam dalam dunia itu, dunia dimana setiap yang bersayap dilarang untuk terbang. dia pun tenggelam dalam kesibukan menempuh perjalanan berjalan kaki, tanpa sayap, tanpa teman, tanpa bintang sebagai penunjuk arah. dan semua mimpi-mimpinya perlahan memudar, tergantikan oleh ambisi barunya, yang hanya sekedar ingin melewati tahap metamorfosis menjadi peri besar. dan dia melupakan peri-peri kecil lainnya yang dahulu diajaknya terbang bersama, yang dahulu ia sisipi mimpi dan persepsi akan suatu pencapaian. namun sekarang, apakah hal tersebut bisa disebut sebagai pencapaian bila hanya berakhir pada dirinya?

ah betapa malunya, betapa terpuruknya...