Pengalaman Baksos FK Unsri
Sleeping Child
The Milky Way upon the heavens
is twinkling just for you
and Mr. Moon he came by
to say goodnight to you
I'll sing for you I'll sing for mother
We're praying for the world
and for the people everywhere
gonna show them all we care
Oh my sleeping child the world's so wild
but you've build your own paradise
That's one reason why I'll cover you sleeping child
If all the people around the world
they had a mind like yours
we'd have no fighting and no wars
there would be lasting peace on Earth
If all the kings and all the leaders
could see you here this way
they would hold the Earth in their arms
they would learn to watch you play
Oh my sleeping child the world's so wild
but you've build your own paradise
That's one reason why I'll cover you sleeping child
I'm gonna cover my sleeping child
Keep you away from the world so wild
-Michael Learns to Rock-
Sajak Sebatang Lisong-WS Rendra
Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.
Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
…………………
Menghisap udara
yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.
Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas,
bahwa bangsa mesti dibangun;
mesti di-up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala
Dan aku melihat
protes-protes yang terpendam,
terhimpit di bawah tilam.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
Bunga-bunga bangsa tahun depan
berkunang-kunang pandang matanya,
di bawah iklan berlampu neon,
Berjuta-juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau,
menjadi karang di bawah muka samodra.
………………
Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.
Inilah sajakku
Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan.
WS Rendra
19 Agustus 1977
ITB Bandung
Potret Pembangunan dalam Puisi
Sebuah Tanya
Akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, kenbah Mandalawangi. kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram, meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
dekaplah lebih mesra,
(haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
“ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”
Soe Hok Gie
Pesan
Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?
Soe Hok Gie
Sinar Harapan 18 Agustus 1973
Makna Sebuah Titipan
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…
“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
WS Rendra
MANDALAWANGI PANGRANGO
Sendja ini, ketika matahari turun kedalam djurang2mu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu.
Walaupun setiap orang berbitjara tentang manfaat dan guna
Aku bitjara padamu tentang tjinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku.
Aku tjinta padamu, Pangrango jang dingin dan sepi
Sungaimu adalah njanjian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Tjintamu dan tjintaku adalah kebisuan semesta.
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menjelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bitjara padaku tentang kehampaan semua.
“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi jang tanda tanja
“Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
“Terimalah dan hadapilah.”
Dan antara ransel2 kosong dan api unggun jang membara
Aku terima itu semua
Melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 djurangmu.
Aku tjinta padamu Pangrango
Karena aku tjinta pada keberanian hidup
Soe Hok Gie
Djakarta, 19-7-1966
Hadits 13: Cinta dalam Kesempurnaan Iman
Mungkin judulnya terasa romantis. Tapi itulah yang akan kita bahas dalam Shahih Bukhari hadits ke-13. Hadits ini masih termasuk dalam Kitab Iman (كتاب الايمان).
Berikut ini matan haditsnya :
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Anas r.a. bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri"
Imam Bukhari memberikan judul bab untuk hadits ini مِنَ الإِيمَانِ أَنْ يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (Termasuk kesempurnaan iman adalah mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri).
Penjelasan Hadits
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
Maksud dari kalimat ini adalah kesempurnaan iman. Artinya, apa yang disebutkan setelah kalimat ini merupakan syarat kesempurnaan iman seseorang. Jika sifat itu tidak ada pada diri seseorang, maka imannya tidak sempurna. Bukan berarti ia tidak beriman alias kafir. Kita perlu berhati-hati dengan hal-hal seperti ini karena kesalahan dalam memahami hakikat kesempurnaan iman bisa mengakibatkan seseorang terperosok dalam pemikiran takfir (mengkafirkan orang lain).
Dalam hadits riwayat Ibnu Hibban dijelaskan لا يبلغ عبد حقيقة الايمان (seseorang tidak akan mencapai hakikat derajat keimanan). Ibnu Hajar Al Asqalani juga menjelaskan: "maksudnya adalah kesempurnaan iman".
حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Subhaanallah… betapa indahnya iman yang sempurna. Dan betapa beratnya ia bagi kebanyakan manusia. Salah satu tanda kesempurnaan itu adalah mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Saudara (أخيه) di sini bukanlah saudara kandung, sedarah, atau senasab, melainkan saudara seaqidah. Maka siapapun dia, dari suku dan bangsa manapun, warna kulit apapun, dengan status keduniaan yang betapapun, selama ia memiliki aqidah yang sama maka ia adalah saudara. Dan mencintainya seperti mencintai diri sendiri adalah tanda sekaligus syarat kesempurnaan iman!
"Cinta adalah kecenderungan terhadap sesuatu yang diingini", kata Imam Nawawi, "Sesuatu yang dicintai tersebut dapat berupa sesuatu yang diindera, seperti bentuk atau dapat juga berupa perbuatan seperti kesempurnaan, keutamaan, mengambil manfaat atau menolak bahaya."
Maka mencintai dalam kesempurnaan iman berarti mencintai apa yang terjadi pada dirinya, terjadi pula pada saudaranya. Mencintai jika saudaranya mendapatkan kebahagiaan sebagaimana ia mencintai kebahagiaan itu. Sekali lagi ini berat. Bahkan Umar bin Khatab pernah menyatakan bahwa ia mencintai Rasulullah melebihi siapapun selain dirinya. Setelah dikoreksi Rasulullah, barulah ia mencintai Rasulullah di atas mencintai dirinya.
Itu antara Umar dan Rasulullah. Lalu bagaimana kita mencintai saudara kita sesama muslim seperti mencintai diri kita sendiri? Bukankah ini pekerjaan yang berat. Namun, seperti kata Imam Nawawi: ia adalah pilihan (ikhtiyari). Bukan berarti Umar belum sampai pada kesempurnaan iman di saat itu, sebab yang dituntut Rasulullah adalah kecintaan yang lebih tinggi, bukan cinta yang sama kadarnya.
Maka sejarah umat ini juga memberi teladan terbaik bagi kita. Lihatlah peristiwa hijrah. Sesampainya di Madinah, para sahabat muhajirin dipersaudarakan dengan anshar. Diantara mereka tidak saling mengenal sebelumnya. Namun dalam kesempurnaan iman, cinta antara mereka tumbuh dengan cepat, kokoh batangnya, lebat daunnya, dan ranumlah buahnya. Diantara buah yang manisnya dicatat umat hingga kini adalah cinta antara Abdurrahman bin Auf dan saudaranya, Sa'ad bin Rabi. Cinta dalam kesempurnaan iman membawa Sa'ad bin Rabi membagi dua segala miliknya. Namun cinta dalam kesempurnaan iman juga yang membuat Abdurrahman bin Auf menolaknya.
Pelajaran Hadits
Pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini diantaranya adalah:
1. Iman bisa bertambah dan berkurang. Iman juga bisa sempurna dan bisa tidak sempurna.
2. Iman bukan semata-mata keyakinan kepada Allah dan bagaimana membangun hubungan dengan-Nya (hablun minallah), tetapi juga berkaitan langsung dengan hubungan sesama (hablun minannas). Iman yang sempurna mensyaratkan ini.
3. Mencintai sesama muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri adalah tanda kesempurnaan iman sekaligus syaratnya. Jika hal ini belum ada pada diri seseorang maka keimanannya belum sempurna.
Demikian penjelasan hadits ke-13 Shahih Bukhari ini, semoga bermanfaat untuk menambah pemahaman Islam kita. Dan semoga kita dimudahkan Allah SWT untuk mencintai saudara kita sebagaimana mencintai diri kita sendiri lalu kita dijadikan-Nya memiliki iman yang sempurna. Wallaahu a'lam bish shawab.[]
New Year
banyak orang menginginkan ini dan itu pada pergantian tahun yang baru.
tapi aku, harapanku masih sama, keinginanku masih sama.
sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sama setiap pergantian tahun hijriyah maupun masehi, bahkan untuk setiap harinya.
keinginanku sangatlah sederhana.
aku hanya ingin menjadi seseorang yang lebih baik dari tahun sebelumnya, dari hari-hari kemarin, dari setiap detik yang telah berlalu.
aku ingin menjadi lebih baik dalam segala hal.
aamiin yaa robbal 'alamiin