saya mau sedikit berbagi tentang keceriaan yang saya dapatkan selama ikutan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional di Makassar 08-16 Juli 2011 lalu. di ajang ini, saya mendapatkan keluarga baru. ya, keluarga MTQ dari Unsri. di ajang ini, Unsri ikut dalam semua cabang MTQ (11 cabang), yang mana diwakili oleh satu akhwat dan satu ikhwan untuk setiap cabangnya. khusus cabang karya tulis Qur'an dan debat (Arab&Inggris), cuma dikirim 1 regu yang terdiri dari max 2 orang. kemudian untuk cabang fahmil dan syarhil, 1 regu terdiri dari 3 orang. kami berangkat dari Palembang tanggal 08 Juli 2011.
di bandara SMB Palembang, sebelum keberangkatan ke Makassar
pas transit di Jakarta, sempet foto-foto sama kru pesawat
di bandara Soeta, foto dengan Master Chief Sarwan
saya ga nyangka bahwa perjalanan dari Palembang ke Makassar hampir makan waktu satu hari full (transitnya kelamaan). kami sampai di bandara Makassar pas tengah malam, dan dijemput oleh panitia ke asrama haji sudiang yang jaraknya lumayan jauh dari bandara.
meskipun cuma punya waktu beberapa jam buat tidur, kami harus fit karena besok pagi kami sudah harus mengikuti serangkaian kegiatan MTQ, mulai pembukaan, lomba, sampai closing MTQ di Universitas Muslim Indonesia (UMI) sampai dengan tanggal 16 Juli 2011.
opening ceremony
kafilah MTQ Universitas Sriwijaya
berharap Unsri merebut juara umum untuk MTQ kali ini
sesaat sebelum lomba. deg-degan sih, tapi foto-foto dulu ah, hehe :p
malam haflah Qur'an, subhanallah... merinding euyy!
foto dengan mantan menteri agama, ustadz Said Agil
with our beloved LO, ukh Fitrah (tengah)
keisengan di teras masjid UMI
alhamdulillah Unsri berhasil mendapatkan juara 1 cabang Musabaqah Qiroat sab'ah, juara 3 cabang hifdzil Qur'an 2 juz, dan juara harapan 3 cabang tartil Qur'an
closing ceremony yang wah sekalii
dan salah satu tempat yang paling berkesan bagi saya adalah:
Masjid Quba, terletak dalam kompleks asrama haji Sudiang. masjid ini masjid bersejarah loh bagi saya. masjid ini adalah saksi bisu perjuangan saya dan Nita (teman 1 tim saya). di masjid inilah saya dan Nita menghabiskan waktu sampai tengah malam untuk latihan. pokoknya, kalau sudah pulang ke asrama haji seusai kegiatan MTQ di kampus UMI, kami langsung ke masjid Quba untuk latihan. masjid ini juga dipakai buat latihan para peserta MTQ dari berbagai kampus lainnya. terkadang saya senyum-senyum sendiri kalau ingat kenangan saya di masjid ini. setiap kali kami masuk ke masjid ini, pasti rame buangeeeetttttz, tapi pas kami keluar, pasti udah sepi. kenapa? karena kami masuk biasanya pas siang atau sore, dan itu lagi padet-padetnya jadwal orang latihan. rasanya adem banget dengerin para peserta lain latihan, ada yang qiroat sab'ah, tartil, hifdzil, syarhil, pokoknya macem-macem lah. satu per satu peserta yang latihan pada pulang ke kamar masing2, tapi berhubung kami betah berlama-lama di masjid Quba, jadi terkadang kami jadi penghuni satu-satunya yang bertahan di masjid itu. pernah sampai jam setengah 2 malam kami baru pulang latihan. hmmm, priceless moment banget deh pokoknya...
selain ikutan lomba, kami juga memanfaatkan momen ini untuk jalan-jalan (pastinya). nih, beberapa tempat yang sempat kami singgahi...
belanja di kawasan somba opu, harganya lumayan miring
belanja... belanja... dan belanja... (nyanyian wajib setiap keluar kota, wkwkwk)
istana kupu-kupu, bantimurung.
awalnya ga ada plan khusus buat ke tempat ini. tapi berhubung saya dan Nita lagi kosong jadwalnya, sementara temen-temen lain lagi pada lomba, so kami nanya ke LO tempat apa yang sekiranya bisa dikunjungi, dan bantimurung adalah salah satu rekomend yang paling feasible. bermodalkan nekat dan hasil interview dengan sang LO, akhirnya kami kesana melalui jalur pete-pete (angkot).
dari kampus UMI, kami harus melalui dua rute pete-pete. pertama, pete-pete jurusan daya. kemudian disambung dengan pete-pete jurusan maros. sebelum naik pete-pete jurusan maros ini, kami harus tanya dulu ke supirnya apakah dia lewat Bantimurung atau tidak, karena ada beberapa pete-pete maros yang tidak lewat Bantimurung. setelah dua jam perjalanan, sampailah kami ke suatu tempat nan indah bernama Bantimurung... :)
untuk dapat masuk ke tempat wisata ini, kami harus bayar tiket masuk sebesar 10 ribu rupiah.
berbagai oleh-oleh yang berbau "kupu-kupu"
selain bisa melihat berbagai spesies kupu-kupu yang indah, disini kita juga dapat melihat air terjun, tempat pemandian dan berenang.
selanjutnya, kita juga bisa wisata gua. disini, ada dua gua yang bisa kita kunjungi, yaitu gua mimpi dan gua batu. dari hasil interview kami ke beberapa pedagang lokal, gua mimpi agak sulit dicapai dan memakan waktu yang cukup lama. so, our next journey adalah gua batu. untuk bisa nyampe ke gua batu, kami harus naik 125 anak tangga, lumayan ngos-ngos an lah.
berhubung gua nya gelap dan kami ga tau rute jalan dalam gua tersebut, kami butuh pemandu dengan fasilitas penyewaan petromaks.
mulut gua
dapatkah anda melihat monyet dalam gambar ini?
kalau dicermati dengan seksama, anda dapat melihat kaki gajah di gambar ini, hahahaha
Kecantikan batu kapur membuat kami kagum, meski sempat kecewa karena banyak tangan-tangan jahil yang mengotori dinding gua.
Di dalam juga ada tempat yang disebut batu jodoh dimana stalaktit dan stalakmit menyatu. kata si bapak pemandu, yang belum punya jodoh bisa doa di sini (haduuu, syirik itu mah)
Setelah itu kami pun beranjak ke area meditasi, air suci dan tempat sholat sang raja bantimurung.Hm, kebayang ga .. betapa hebat dan pemberaninya orang-orang jaman dahulu. Bersemedi di dalam kegelapan. Sementara kita aja yang pergi bareng temen masih berasa-rasa gimana gitu. Ga serem sih, dan ga bikin merinding juga tapi tetep aja bikin keder.
ini mata air yang airnya terus mengalir. menurut mitos, yang cuci muka disini bisa awet muda. sang bapak pemandu menawarkan kami buat cuci muka disini, tapi kami menolak. bukannya awet muda, tapi malah jerawatan, haha
objek wisata selanjutnya adalah benteng Fort Rotterdam
benteng Fort Rotterdam (kiri: Nita, kanan: Saya)
Fort Rotterdam art gallery bersama seniman pembuat lukisan dari tanah liat
taking one of them, dikasih diskon besar-besaran sama seniman pembuatnya... :)
suasana di dalam benteng
kalau ke makassar, belum lengkap rasanya kalau belum ke
pantai Losari
perjalanan dilanjutkan ke beberapa pulau: (pulau lae-lae dan samalona)
untuk dapat menuju pulau-pulau tersebut, kami harus naik katinting (semacam perahu)
dan tujuan pertama adalah pulau Lae-Lae
dengan penduduk setempat yang sebagian besar pekerjaannya adalah nelayan
setelah puas main di pulau Lae-Lae, kami lanjut ke pulau Samalona
kalo udah menginjakkan kaki di pulau berpasir putih Samalona, wajib SNORKLING, karena laut di sekitaran pulau ini bagus buangeeetz untuk dijadiin tempat snorkling. ada beberapa cerita menggelitik dibalik pengalaman kami berkunjung ke pulau ini. pertama, waktu kami pake toilet, kami dikejutkan dengan fakta bahwa sekali pake toilet bayarannya 5ribu. bayangkan kalo lagi beser, abis berapa duit tuh. kedua, waktu mau snorkling (ini ceritanya udah pake pakaian dan peralatan snorkling lengkap), ada adek-adek penduduk setempat yang bilang bahwa ada ubur-ubur beracun di sekitaran laut yang udah memakan banyak korban. bayangkan yah, pas mau snorkling kami dijejelin sama cerita serem kayak gitu, ya pasti merinding disko lah akibat ketakutan. manalagi adek-adek itu bilang kalo udah ada korban meninggal akibat ubur-ubur itu. tapi berhubung kami kebelet mau snorkling, yah kami lanjutkan aja, tapi ga mau sampe ke tengah (rombongan ikhwan udah pada sampai ke tengah laut). eh, setelah selesai snorkling, ada kakak-kakak yang bilang kalo certita ubur-ubur itu boongan, dibuat cuma buat nakut-nakutin anak-anak disana biar ga maen sampe ke tengah laut. hahhaha, nasib nasib...
kami pulang dari pulau samalona sudah menjelang petang, ombak sangat deras karena angin malam mulai mendominasi. rasanya dag dig du deeerrrr, bayangin aja di tengah laut dengan perahu kecil bermuatan banyak dan dihantam ombak segede dosa (lebaayyy). tapi alhamdulillah kami pulang dengan selamat...
next journey: petualangan kami berlanjut ke Trans Studio
di trans studio, kami main sepuasnya dan coba hampir semua wahana. enaknya lagi, kami dapat potongan tiket masuk karena kami peserta MTQ. so, masuk ke trans studio, cukup dengan 60 ribu saja.
inilah sekelumit keceriaan dalam pekan MTQ mahasiswa tingkat nasional XII tahun 2011 di Makassar. saya senang bisa terlibat dalam lomba ini. saya senang tinggal di asrama yang suasananya bagai di pesantren. kalau lewat di area asrama haji dan papasan sama orang, seringkali saya lihat mulut mereka komat kamit, dan pas lewat disamping saya, mereka lagi menghapal Qur'an. terus kalo liat peserta pake headset, itu bukan denger lagu, tapi lagi denger murrotal Qur'an.
saya sekamar dengan teman-teman kafilah MTQ dari Unsri (1 kamar isinya 12 orang), senang rasanya bisa sekamar dengan orang-orang yang sholatnya tepat waktu, pinter, dan rajin baca Qur'an. senang bisa mengenal kafilah MTQ lainnya dari Unsri, orang-orang yang ramah dan berisi, semoga persaudaraan kita tetap terjaga teman... hingga kita berganti dunia... =)