udah lama banget ga buka blog, terakhir nge-post bulan april 2014, udah kurang lebih 1,5 tahun yang lalu. alesan ga nge-post? males aja. tapiii, many things happened in these past 1,5 years, and it's really a joyful memory, and a step to a brighter future insyaAllah. and this is short update about my life:
- tanggal 13-14 mei 2015: pelantikan dan wisuda dokter dan alhamdulillah jadi lulusan terbaik lagi (sama kayak s.ked dulu). rasanya subhanallah seneng, akhirnya perjuangan selama ini berakhir bahagia. tapii itu bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan permulaan dari perjuangan yang lain, yeah I'm not doctor gonna be, but I'm doctor already!
- setelah dilantik menjadi dokter, kami wajib mengikuti program internsip selama setahun, alhamdulillah dapet di prabumulih, yang jaraknya paling deket dengan palembang klo dibanding wahana lain, sekitar 2 jam perjalanan (kalo ga macet ya). dan insyaAllah bulan depan udah kelar insternsipnya
- alhamdulillah diterima jadi cpns dosen di FK Unsri tercintaah. disaat temen-temen yang lain masih pada galau mau kerja dimana, alhamdulillah setidaknya saya sudah tau mau kemana selesai internsip ini
- nah yang terakhir, the last but not least, I'm on my way to become a truly woman, to fulfill my half deen. doakan saja yaah, heheee
udah itu aja, sedikit sih, tapi lumayan juga ngejalaninnya...
oh iya, btw saya sengaja ganti judul dan template blog, biar kesannya lil bit cheerful deh, beda ama yang lama yang simple & serius. judul blog yang lama "a piece of memory" diganti ama "my DESIrous life". kenapa ganti judul ini? karena inget omongan dosen merangkap guru kehidupan saya, dr. Mutiara Budi Azhar, desi from the word "DESIrous" punya kantong ajaib, banyak maunya, ingin ini ingin itu banyak sekali. Yaah karena jaman mahasiswa dulu bener-bener aktif kali yak, semuanya pengen dilahap, mulai dari kuliah, organisasi, lomba2, semua-muanya, sampe cita-cita juga tinggi banget, kalo dipikir sekarang, quite impossible kali ya, tapi balik lagi ga ada yang ga mungkin kalo Allah sudah berkata "kun". dulu sih pengennya jadi dosen + dokter spesialis + peneliti + lanjut S3 di luar negeri + jadi pemimpin di institusi kesehatan/pendidikan kedokteran indonesia. tapi sekarang mikirnya lebih realistik dan simpel sih, balik lagi ke kodrat sebagai seorang wanita, jangan sampe keluarga ga keurus gara2 ngejer karir, apa yang bisa dijalanin ya dijalanin, apa yang ga bisa ya ga usah dipaksain...
yowes cukup sekian post perdana setelah 1,5 tahun ga pernah nulis apapun, mata juga dah ngantuk, nite bloggers...
postingan perdana 2015
Untitled
Aku baca tulisan-tulisanmu
Aku perhatikan langkah dan aksimu
Aku tersenyum saat kamu tersenyum
Aku ingin ada di sisimu hari ini juga
Tapi Tuhan menebar kita di Bumi-Nya
Biarlah rindu memeluk rindu
Aku doakan kamu tak berjeda
Meski jasad memunggungi jarak
Rindu mendekap rapat
Doa dan ukhuwah mengelindan mesra
tak pernah pergi dari hatimu...
-Radietya Alfarabi-
*dengan sedikit perubahan
Inspirasi tanpa kata-kata
the forth 4th March
it's been a long time. never thought as long as this...
belajar ikhlas menerima kenyataan. belajar ikhlas untuk menerima segala ketetapan yang telah Allah tuliskan di lauhul mahfuz, termasuk penggalan kisah hidup 4 maret 4 tahun silam, yang masih menyisakan harapan dan jejak yang tak kunjung berakhir hingga saat ini. meski dilihat dari berbagai dimensi, rasanya terlalu tinggi harapan itu. namun, biarlah Allah menjawabnya. yang perlu disiapkan hanya satu kata.. "ikhlas"
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui,
sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
sang peri kecil dan dunianya
hai, apa kabar dunia?
mungkin peri kecil terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sehingga melupakan dunia nyata yang ada di sekelilingnya. dunia yang dulu pernah digelutinya, sekonyong-konyong terkubur bersama semua mimpi-mimpi besarnya. bukankah tragis, jika itu hanya berakhir sebagai mimpi? bukankah tragis, jika idelisme hanya sekedar pemikiran, tanpa disertai suatu aksi?
dulu, ya dulu sekali, mimpi-mimpi itu, ide-ide itu, harapan-harapan itu, rasanya tinggal sejengkal lagi untuk mewujudkan tanah impian. bukan suatu tanah yang baru, tapi tanah disekelilingnya, yang ingin diubahnya menjadi hutan rimbun nan elok lagi memberi napas bagi kehidupan. tapi sekali lagi, bukankah tragis, jika itu hanya berakhir menjadi sebuah keinginan?
sang peri kecil terlihat begitu antusias dengan visi untuk mengubah dunia "versinya", tapi ketika dia diharuskan memasuki dunia barunya sebagai syarat untuk bermetamorfosis menjadi peri besar, dia seakan tenggelam dalam dunia itu, dunia dimana setiap yang bersayap dilarang untuk terbang. dia pun tenggelam dalam kesibukan menempuh perjalanan berjalan kaki, tanpa sayap, tanpa teman, tanpa bintang sebagai penunjuk arah. dan semua mimpi-mimpinya perlahan memudar, tergantikan oleh ambisi barunya, yang hanya sekedar ingin melewati tahap metamorfosis menjadi peri besar. dan dia melupakan peri-peri kecil lainnya yang dahulu diajaknya terbang bersama, yang dahulu ia sisipi mimpi dan persepsi akan suatu pencapaian. namun sekarang, apakah hal tersebut bisa disebut sebagai pencapaian bila hanya berakhir pada dirinya?
ah betapa malunya, betapa terpuruknya...