Pengalaman Baksos FK Unsri

Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Thabrani dan Daruquthni) 

Hadist ini lah yang terngiang di kepalaku sewaktu menjalani bakti sosial fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya awal tahun 2011 ini.
Baksos tersebut dilaksanakan di sebuah kota nun jauh di sana (ce ile). sebuah kota di ujung provinsi sumatera selatan, yaitu kota pagar alam. kalau diumpamakan dengan sebuah kota di Indonesia, pagar alam itu seperti bandungnya sumsel. kotanya dingin sekali, di kota itu juga terdapat daerah pegunungan dan kebun teh. agenda baksos kami terbagi menjadi tiga, yaitu penyuluhan ke sekolah dasar, pengobatan gratis, dan sunatan massal.
nah sekarang kita kupas semuanya satu-satu (haha, rada lebay)...

saya kebagian ngasih penyuluhan di kelas 6 SDN 49 Pagar Alam. sewaktu kami masuk kelas, semua anak sudah duduk rapi dan kelihatannya sangat antusias untuk mendengarkan penjelasan dari kami. kami memberikan penyuluhan mengenai pola hidup bersih dan sehat, seperti bagaimana cara mencuci tangan, mandi, potong kuku, dan sikat gigi yang baik dan benar. di akhir acara, kami juga sedikit me-refresh-kan mereka dengan mengajari senam "cika-cika" yang kami dapat pada saat briefing. mmm, rasanya sangat menyenangkan. ya, menyenangkan melihat binar di mata mereka, melihat antusiasme mereka, melihat harapan dan impian yang membumbung tinggi laksana gunung pencakar langit. meskipun mereka tinggal di daerah terpencil, saya yakin setiap mereka pasti memiliki impian yang mega besar. ada yang ingin menjadi dokter, ada yang ingin menjadi pilot, polisi, tentara, dan banyak lagi. ya, teruslah bermimpi dik, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi mu, tak peduli dimana kau tinggal, status ekonomi keluargamu, latar belakangmu, atau segala tetek bengek nya. Tuhan itu Maha Penyayang selagi kau percaya pada-Nya...

Next, hari selanjutnya kami memberi pengobatan gratis kepada masyarakat sekitar. masing-masing orang kebagian melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien. saya mendapat tiga pasien pada saat itu. pasien pertama mengeluh nyeri di kaki kiri yang menjalar sampai ke bokong, disertai sedikit nyeri pinggang. setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata pasien tersebut menderita lumbago sciatic. pasien selanjutnya adalah seorang ibu-ibu, datang dengan keluhan benjolan di kedua lehernya, hipestesia (hilang rasa) di wajah sebelah kanan, disertai dengan sakit kepala sebelah kanan yang sangat hebat. mata sebelah kanan ibu itu sudah tidak dapat dibuka karena terdapat benjolan juga di daerah wajah yang menekan kelopak mata. Ibu tersebut juga memiliki riwayat diabetes. dari sekilas melihat, saya sudah suspek ibu tersebut menderita limfoma. setelah dibawa ke dokter, ternyata dokter juga mengatakan demikian. saya sangat ingat perkataan ibu itu sewaktu saya temani mengambil obat, "bu dokter (saya senyum2 aja dipanggil bu dokter, padahal belum jadi dokter, hehe), saya pingin sembuh bu dokter. saya sudah berobat ke palembang, dokternya gak mau mengoperasi saya, katanya sudah nyebar, saya harus gimana lagi bu dokter", saya sedih sekali mendengar perkataan ibu tersebut, ekspresi wajahnya yang sendu menunjukkan kesedihan yang mendalam. saya hanya dapat berkata bahwa ibu tersebut harus terus minum obat untuk mengontrol diabetesnya. saya juga mengatakan bahwa obat yang kami berikan ini hanya dapat mengatasi sakit kepala nya saja, tapi tidak bisa mengatasi penyakit yang sebenarnya, saya menyarankan ibu tersebut untuk berobat ke spesialis bedah di palembang. pasien ketiga yang saya periksa menderita hipertensi yang tak terkontrol. gejalanya ringan, hanya sakit kepala dan juga punya riwayat hipertensi.

hari ketiga (ini nih hari yang ditunggu-tunggu), kami melakukan sunatan massal. huhu, rasanya dag dig dug der. ini kali pertama bagi saya melakukan mini bedah pada manusia. berbekal sedikit pengetahuan yang saya dapat semalam sebelum sunatan massal, saya yakin bahwa saya bisa melakukan yang terbaik bagi mereka, bagi anak-anak ini. saya mendapat tiga anak yang akan disunat. pada saat giliran anak pertama, saya masih rada kagok dan takut, so saya hanya melihat dokternya saja dan bantu-bantu sedikit. pada saat giliran anak kedua, saya meyakinkan diri saya bahwa saya bisa! saya tidak takut! dengan bimbingan dari dr. Rini (kakak kami yang tercinta), saya melakukan anestesi lokal (untung anaknya kooperatif), membersihkan smegma sampai terlihan batas pada gland penisnya, kemudian menjepit prenulumnya, menggunting preputiumnya, menjahit, sampai menutup dengan perban. waaaaaaaaaaahhh, rasanya menyenangkan! (hehe), dan si adek itu tidak menangis dari awal sampai akhir. masyaAllah, benar-benar pembelajaran yang menyenangkan. pada saat giliran pasien ketiga, masih dengan pengawasan kak Rini, saya semakin lancar (meskipun masih amatir tentunya). kali ini saya ditemani oleh tiga orang teman saya. kami berbagi tugas. alhamdulillah kami kembali mendapat adik yang kooperatif, tidak ngamuk-ngamuk seperti beberapa anak lainnya. setelah selesai, ada seorang dokter (saya lupa siapa) yang mengatakan, "wah, bagus juga hasilnya". hihi, senanganyaaaaaaaaaaaa. sang orang tua pun tersenyum lebar setelah prosesi sunatan selesai.

meskipun melelahkan, saya merasa baksos kali ini sangat menyenangkan, saya merasa menjadi orang yang sangat bermanfaat. saya senang melihat binar semangat anak-anak sewaktu penyuluhan, saya pun turut dapat merasakan kesedihan dan kesusahan pasien-pasien saat pengobatan massal, dan saya sangat bahagiaaa sekali bisa bantu menyunat adek-adek dan menorehkan senyum lebar di wajah orang tua mereka.

saya semakin bersemangat dalam menjalankan studi saya sebagai seorang mahasiswa kedokteran. saya ingin menjadi dokter yang berkompeten, dokter yang dapat membantu banyak orang, terutama orang-orang kelas menengah ke bawah di daerah terpencil, yang benar-benar membutuhkan pertolongan. bukan uang yang menjadi prioritas saya, bukan pula materi yang hanya dapat dinikmati sesaat bak pemandangan fatamorgana. bukan, bukan itu tujuan saya. saya ingin merealisasikan hadist diatas. bila saya dapat menjadi insan terbaik di mata yang Mahakuasa dengan jalan memberi manfaat kepada orang lain, maka saya akan melakukannya, I'll do the best for it!!!


=)

Sleeping Child

The Milky Way upon the heavens
is twinkling just for you
and Mr. Moon he came by
to say goodnight to you

I'll sing for you I'll sing for mother
We're praying for the world
and for the people everywhere
gonna show them all we care

Oh my sleeping child the world's so wild
but you've build your own paradise
That's one reason why I'll cover you sleeping child

If all the people around the world
they had a mind like yours
we'd have no fighting and no wars
there would be lasting peace on Earth

If all the kings and all the leaders
could see you here this way
they would hold the Earth in their arms
they would learn to watch you play

Oh my sleeping child the world's so wild
but you've build your own paradise
That's one reason why I'll cover you sleeping child

I'm gonna cover my sleeping child
Keep you away from the world so wild


 -Michael Learns to Rock-

Sajak Sebatang Lisong-WS Rendra

Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka

Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.

Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.

Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
…………………

Menghisap udara
yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.

Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas,
bahwa bangsa mesti dibangun;
mesti di-up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala
Dan aku melihat
protes-protes yang terpendam,
terhimpit di bawah tilam.

Aku bertanya,
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.

Bunga-bunga bangsa tahun depan
berkunang-kunang pandang matanya,
di bawah iklan berlampu neon,
Berjuta-juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau,
menjadi karang di bawah muka samodra.
………………

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.

Inilah sajakku
Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan.


WS Rendra
19 Agustus 1977
ITB Bandung
Potret Pembangunan dalam Puisi

Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa

pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, kenbah Mandalawangi. kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram, meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu
ketika kudekap kau
dekaplah lebih mesra,
lebih dekat

(lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tau dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta

(haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)

manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan
dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru.


Soe Hok Gie
Selasa, 1 April 1969

“ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”


Soe Hok Gie

Pesan

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?




Soe Hok Gie
Sinar Harapan 18 Agustus 1973

Makna Sebuah Titipan

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :

sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…

“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”



WS Rendra

MANDALAWANGI PANGRANGO

Sendja ini, ketika matahari turun kedalam djurang2mu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu.
Walaupun setiap orang berbitjara tentang manfaat dan guna
Aku bitjara padamu tentang tjinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku.
Aku tjinta padamu, Pangrango jang dingin dan sepi
Sungaimu adalah njanjian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Tjintamu dan tjintaku adalah kebisuan semesta.
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menjelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bitjara padaku tentang kehampaan semua.
“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi jang tanda tanja
“Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
“Terimalah dan hadapilah.”
Dan antara ransel2 kosong dan api unggun jang membara
Aku terima itu semua
Melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 djurangmu.
Aku tjinta padamu Pangrango
Karena aku tjinta pada keberanian hidup



Soe Hok Gie
Djakarta, 19-7-1966

Hadits 13: Cinta dalam Kesempurnaan Iman

Mungkin judulnya terasa romantis. Tapi itulah yang akan kita bahas dalam Shahih Bukhari hadits ke-13. Hadits ini masih termasuk dalam Kitab Iman (كتاب الايمان).

Berikut ini matan haditsnya :


عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Dari Anas r.a. bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri"

Imam Bukhari memberikan judul bab untuk hadits ini مِنَ الإِيمَانِ أَنْ يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (Termasuk kesempurnaan iman adalah mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri).

Penjelasan Hadits


لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian

Maksud dari kalimat ini adalah kesempurnaan iman. Artinya, apa yang disebutkan setelah kalimat ini merupakan syarat kesempurnaan iman seseorang. Jika sifat itu tidak ada pada diri seseorang, maka imannya tidak sempurna. Bukan berarti ia tidak beriman alias kafir. Kita perlu berhati-hati dengan hal-hal seperti ini karena kesalahan dalam memahami hakikat kesempurnaan iman bisa mengakibatkan seseorang terperosok dalam pemikiran takfir (mengkafirkan orang lain).

Dalam hadits riwayat Ibnu Hibban dijelaskan لا يبلغ عبد حقيقة الايمان (seseorang tidak akan mencapai hakikat derajat keimanan). Ibnu Hajar Al Asqalani juga menjelaskan: "maksudnya adalah kesempurnaan iman".

حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri

Subhaanallah… betapa indahnya iman yang sempurna. Dan betapa beratnya ia bagi kebanyakan manusia. Salah satu tanda kesempurnaan itu adalah mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Saudara (أخيه) di sini bukanlah saudara kandung, sedarah, atau senasab, melainkan saudara seaqidah. Maka siapapun dia, dari suku dan bangsa manapun, warna kulit apapun, dengan status keduniaan yang betapapun, selama ia memiliki aqidah yang sama maka ia adalah saudara. Dan mencintainya seperti mencintai diri sendiri adalah tanda sekaligus syarat kesempurnaan iman!

"Cinta adalah kecenderungan terhadap sesuatu yang diingini", kata Imam Nawawi, "Sesuatu yang dicintai tersebut dapat berupa sesuatu yang diindera, seperti bentuk atau dapat juga berupa perbuatan seperti kesempurnaan, keutamaan, mengambil manfaat atau menolak bahaya."

Maka mencintai dalam kesempurnaan iman berarti mencintai apa yang terjadi pada dirinya, terjadi pula pada saudaranya. Mencintai jika saudaranya mendapatkan kebahagiaan sebagaimana ia mencintai kebahagiaan itu. Sekali lagi ini berat. Bahkan Umar bin Khatab pernah menyatakan bahwa ia mencintai Rasulullah melebihi siapapun selain dirinya. Setelah dikoreksi Rasulullah, barulah ia mencintai Rasulullah di atas mencintai dirinya.

Itu antara Umar dan Rasulullah. Lalu bagaimana kita mencintai saudara kita sesama muslim seperti mencintai diri kita sendiri? Bukankah ini pekerjaan yang berat. Namun, seperti kata Imam Nawawi: ia adalah pilihan (ikhtiyari). Bukan berarti Umar belum sampai pada kesempurnaan iman di saat itu, sebab yang dituntut Rasulullah adalah kecintaan yang lebih tinggi, bukan cinta yang sama kadarnya.

Maka sejarah umat ini juga memberi teladan terbaik bagi kita. Lihatlah peristiwa hijrah. Sesampainya di Madinah, para sahabat muhajirin dipersaudarakan dengan anshar. Diantara mereka tidak saling mengenal sebelumnya. Namun dalam kesempurnaan iman, cinta antara mereka tumbuh dengan cepat, kokoh batangnya, lebat daunnya, dan ranumlah buahnya. Diantara buah yang manisnya dicatat umat hingga kini adalah cinta antara Abdurrahman bin Auf dan saudaranya, Sa'ad bin Rabi. Cinta dalam kesempurnaan iman membawa Sa'ad bin Rabi membagi dua segala miliknya. Namun cinta dalam kesempurnaan iman juga yang membuat Abdurrahman bin Auf menolaknya.

Pelajaran Hadits
Pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini diantaranya adalah:
1. Iman bisa bertambah dan berkurang. Iman juga bisa sempurna dan bisa tidak sempurna.
2. Iman bukan semata-mata keyakinan kepada Allah dan bagaimana membangun hubungan dengan-Nya (hablun minallah), tetapi juga berkaitan langsung dengan hubungan sesama (hablun minannas). Iman yang sempurna mensyaratkan ini.
3. Mencintai sesama muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri adalah tanda kesempurnaan iman sekaligus syaratnya. Jika hal ini belum ada pada diri seseorang maka keimanannya belum sempurna.

Demikian penjelasan hadits ke-13 Shahih Bukhari ini, semoga bermanfaat untuk menambah pemahaman Islam kita. Dan semoga kita dimudahkan Allah SWT untuk mencintai saudara kita sebagaimana mencintai diri kita sendiri lalu kita dijadikan-Nya memiliki iman yang sempurna. Wallaahu a'lam bish shawab.[]


New Year



banyak orang menginginkan ini dan itu pada pergantian tahun yang baru.
tapi aku, harapanku masih sama, keinginanku masih sama.
sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sama setiap pergantian tahun hijriyah maupun masehi, bahkan untuk setiap harinya.
keinginanku sangatlah sederhana.
aku hanya ingin menjadi seseorang yang lebih baik dari tahun sebelumnya, dari hari-hari kemarin, dari setiap detik yang telah berlalu.
aku ingin menjadi lebih baik dalam segala hal.

aamiin yaa robbal 'alamiin